Setiap Penyakit Ada Obatnya

Rasulullah bersabda: “Allah tidak akan menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia menurunkan juga obat untuk penyakit itu.“

Apabila ditimpa penyakit, maka seorang hamba yang mempunyai pemahaman akan hadits diatas maka hatinya menjadi lembut dan akan merasa kuat disamping rasa harap dan optimis dalam menantikan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan jangan merasa enggan untuk berobat dan selalu berupaya untuk mencari sebab-sebab kesembuhan, seperti mencari dokter dan pengobatan.

Rasulullah bersabda:
”Setiap penyakit ada obatnya, bila diberi obat, maka akan sembuh dengan izin Allah “. (Hr Imam Muslim).



Dua hal tentang ujian sakit, yaitu :

1. Bahwa obat adalah hanya sebab kesembuha, sedangkan penyembuh yang sebenarnya hanyalah Allah semata. Oleh karena itu kesembuhan dari Allah melalui melalui obat yang dikonsumsi, dan bisa jadi Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kesembuhan walaupun tanpa obat. Sebagaimana firman Allah ketika menceritakan kisah Nabi Ibrahim, "

"Dan apabila aku sakit. Dialah Yang menyembukhkan aku”, (Qs. As-Syu’ara : 80).



2. Bahwa jangan berobat dengan sesuatu yang diharamkan, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mengharamkan untuk berobat dengan benda-benda haram dan Allah tidak menjadikan benda-benda penyembuh dari benda-benda yang diharamkan-Nya.

Rasulullah bersabda: ”Sesungguhnya Allah Subahanhu wa Ta’ala menciptakan penyakit dan obat, maka berobatlah, akan tetapi janganlah kalian berobat dengan yang haram.” (Hr Ad-Daulabi).

Rasulullah bersabda: ”Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menjadikan penyembuh kalian dengan benda-benda haram.”

Rasulullah bersabda: ”Sesungguhnya Allah Subahanhu wa Ta’ala tidak menjadikan kesembuhan kamu dengan benda-benda yang diharamkan bagi kamu.”


Yakinlah bahwa cobaan yang berupa penyakit ataupun hal-hal yang tidak disukai adalah merupakan bukti cinta Allah kepada hamba-Nya.
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan, dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum niscaya Dia akan mencoba mereka. Maka barangsiapa yang ridha terhadap cobaan tersebut, baginya keridhaan allah, dan barangsiapa murka terhadap cobaan tersebut, maka baginya murka Allah, “

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cahaya Surat Al-Kahfi

Nabi saw bersabda:

“Sesungguhnya barangsiapa membaca surah Al-Kahfi pada hari Jum’at, niscaya ia akan diterangi oleh cahaya antara dua Jum’at.”

“Sesiapa membaca dari Surah Al-Kahfi, maka jadilah baginya cahaya daripada kepala hingga kakinya dan sesiapa yang membaca keseluruhannya, maka jadilah baginya cahaya antara langit dan bumi.”

“Sesiapa membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumaat, maka bersinarlah cahaya daripada bawah kakinya hingga ke langit, untuknya di hari kiamat dan diampunkannya antara dua Jumaat.”

"Maukah aku tunjukkan padamu suatu surat yang diikuti oleh seribu malaikat ketika diturunkan, dan keagungannya memenuhi antara langit dan bumi?” Sahabat menjawab: Mau. Rasulullah saw bersabda: “Surat Ashhabul Kahfi. Barangsiapa yang membacanya pada hari Jum’at, Allah akan mengampuni dosanya sampai Jum’at berikutnya dan ditambah tiga hari, diberi cahaya yang mencapai ke langit, dan akan terjaga dari fitnah Dajjal.”

“Barangsiapa yang menjaga sepuluh ayat dari surat Al-Kahfi, ia akan memiliki cahaya pada hari kiamat.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Keistimewaan Surat AL-Mulk

Ibnu Abbas berkata:”Pada suatu hari ada seseorang menghampar jubahnya di atas kuburan dan ia tidak tahu bahwa tempat itu adalah kuburan, lalu ia membaca surat Al-Mulk, kemudian ia mendengar suara jeritan dari dalam kuburan itu: inilah yang menyelamatkan aku. Kemudian kejadian itu diceriterakan kepada Rasullulah SAW,lalu beliau bersabda: "surat Al-Mulk dapat menyelamatkan penghuni kubur dari azab kubur.”


Imam Muhammad Al-Baqir berkata: ”Surat Al-Mulk adalah penghalang dari siksa kubur, surat ini termaktub di dalam taurat, barang siapa yang membacanya di malam hari ia akan memperoleh banyak manfaat dan kebaikan. Sungguh aku membacanya dalam shalat sunnah sesudah Isya’ dalam keadaan duduk. Ayahku membacanya pada sian dan malam. Barang siapa yang membacanya, maka ketika malaikat Munkar dan Nakir akan masuk ke kuburnya dari arah kedua kakinya, kedua kakinya berkata kepada mereka: kalian tidak ada jalan kearahku, karena hamba ini berpijak kepadaku lalu ia membaca surat Al-Mulk pada siang dan malam hari; ketika mereka datang kepadanya dari rongganya, rongganya berkata kepada mereka: kalian tidak ada jalan kearahku, karena hamba ini telah menjagaku dengan surat Al-Mulk; ketika mereka datang kepadanya dari arah lisannya, lisannya berkaya kepada mereka: kalian tidak ada jalan ke arahku, karena hamba ini telah membaca surat Al-Mulk setiap siang dan malam denganku.”


Imam Muhammad Al-Baqir: ”Bacalah surat Al-Mulk, karena surat ini menjadi penyelamat dari siksa kubur.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

9 Nama Syaitan dan Perilakunya

1. Zalituun
Duduk di pasar supaya manusia hilang sifat hemat. Menggoda supaya manusia berbelanja lebih dan membeli barang-barang yang tidak perlu.

2. Wathiin
Pergi kepada orang yang mendapat musibah supaya bersangka buruk terhadap Allah.

3. A'awan
Menghasut sultan/raja/pemerintah supaya tidak mendekati rakyat. Bangga dengan kedudukan / kekayaan hingga lupa kepada rakyat dan tidak mau mendengar nasihat para ulama.

4. Haffaf
Berkawan baik dengan pemabuk. Suka menghampiri orang yang berada di tempat-tempat maksiat (cth: disko, club malam & tempat yg ada minuman keras).

5. Murrah
Merusakkan dan melalaikan ahli dan orang yg menyukai musik sehingga lupa kepada Allah. Mereka ini tenggelam dalam kesenangan dan glamournya dunia

6. Masuud
Duduk di bibir mulut manusia supaya melahirkan fitnah, gosip, umpatan dan apa saja penyakit yg berasal dari kata-kata mulut.

7. Daasim
Duduk di pintu rumah kita. Jika tidak memberi salam ketika masuk ke rumah, Daasim akan bertindak agar terjadi percecokan dalam rumahtangga (suami isteri bertengkar, suami kasar, memukul isteri, isteri hilang pertimbangan menuntut cerai, anak-anak disakiti dan berbagai bentuk kerusakan rumah tangga lainnya).

8. Walahaan
Menimbulkan rasa was-was dalam diri manusia khususnya ketika berwudu' dan solat dan mengacaukan ibadah-ibadah kita yg lain.

9. Lakhuus
Merupakan sahabat orang Majusi yang menyembah api/matahari.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Keutamaan 10 Hari Yang Pertama Bulan Dzul Hijjah

Nabi saw bersabda: "Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni, Sepuluh hari dari bulan Dzul Hijjah.
Mereka bertanya: Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?.
Beliau menjawab: Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun".

Nabi sawbersabda: "Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzul Hijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid".


10 Amalan Yang Diisyaratkan

1. Melaksanakan Ibadah Haji dan Umrah
Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga".

2. Berpuasa Pada Hari Arafah
Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi: "Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku".

Nabi saw bersabda: "Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun". (Hadits Muttafaq 'Alaih).

Nabi saw bersabda: "Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya".


3. Takbir dan Dzikir
Sebagaimana firman Allah Ta'ala: ".... dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan ...".
(Al-Hajj : 28).

Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzul Hijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma. "Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid". (Hadits Riwayat Ahmad).


4. Taubat serta Meninggalkan Segala Maksiat dan Dosa
Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta'atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya.

Nabi saw bersabda: "Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya" (Hadits Muttafaq 'Alaihi).


5. Banyak Beramal Shalih
Berupa ibadah sunat seperti: shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur'an, amar ma'ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipatgandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.


6. Disyariatkan pada Hari-hari itu Takbir Muthlaq
Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama'ah; bagi selain jama'ah haji dimulai dari sejak Zhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.


7. Berkurban pada Hari Raya Qurban dan Hari-hari Tasyriq
Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta'ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Artinya :
"Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu". (Muttafaq 'Alaihi).

8. Dilarang Mencabut atau Memotong Rambut dan Kuku bagi orang yang hendak Berkurban
Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu 'Anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
Artinya :
"Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya".

Dalam riwayat lain : "Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban".

Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya.
Firman Allah.
Artinya :
" ..... dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan...".
(Al-Baqarah : 196)

Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.

9. Melaksanakan Shalat Iedul Adha
Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti ; nyanyi-nyanyian, main judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

5 Kesalahan Yang Dilakukan Nabi Muhammad saw Semasa Hidupnya

Salah satu doktrin utama dalam agama Islam adalah bahwa semua utusan Allah itu maksum. Artinya semua tindak langkah para Rasul itu steril dari kesalahan. Setiap apa yang disampaikannya pasti benar sebab peluang kesalahan telah ditutup rapat. Amaliah yang mereka lakukan hanya terbatas pada pekerjaan yang berhukum wajib dan sunat, tidak sampai pada ranah mubah, apalagi makruh dan haram.

Semua itu, sekali lagi, merupakan pemahaman-pemahaman aksiomatis dalam Islam dan benar adanya. Namun masalah yang muncul kemudian adalah, bahwa secara eksplisit dan implisit ternyata al-Quran menyebutkan jika Nabi Muhammad juga pernah melakukan ‘kesalahan’. Di antara kesalahan-kesalahan tersebut adalah sebagai berikut :

Pertama
ketika Abdullah Bin Ubai Bin Salul, pentolan orang-orang munafik, meninggal, Rasulullah menyalati dan mendoakannya. Oleh sebab itu lalu Allah menegurnya: “Janganlah sekali-kali kamu menyalati (jenazah) seorang yang mati dari mereka (munafik), dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di atas kuburan mereka. Sesungguhnya mereka telah kafir pada Allah dan utusannya dan mereka mati dalam keadaan fasik.” (QS At-Taubah [09]: 84).


Kedua
Nabi Muhammad pernah mengharamkan madu dan budak perempuannya untuk diri beliau sendiri yang notabenenya dihalalkan oleh Allah. Karena itu Allah menegur beliau dengan firman-Nya berikut: “Wahai Nabi (Muhammad), mengapa kamu mengharamkan sesuatu yang dihalalkan oleh Allah padamu. Kamu ingin menyenangkan hati istri-istrimu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS At-Tahrim [66]: 4).


Ketiga
Nabi Muhammad memberi toleransi kepada orang-orang munafik untuk tidak mengikuti perang Tabuk, lalu Allah menegur beliau melalui firman-Nya: “Semoga Allah memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin (untuk tidak mengikuti perang Tabuk) sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar-benar uzur (berhalangan) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?” (QS At-Taubah [09]: 43).


Keempat
Nabi Muhammad mendapat teguran dari Allah atas kebijakan beliau mengambil tebusan dari para tawanan perang Badar. Allah berfirman yang artinya: “Tidak pantas bagi seorang Nabi mempuyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuh-musuhnya di muka bumi. Kau menghendaki harta duniawi sedang Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu), dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Anfal [08]: 68).


Kelima
Pada peristiwa perang Uhud Nabi Muhammad mengalami luka-luka yang cukup parah, sedangkan orang-orang Islam banyak yang melarikan diri, sehingga beliau emosi dan berkata “Akankah selamat suatu kaum jika melakukan hal seperti ini pada nabinya?!” Lalu Allah menegur beliau: “Tidak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka.” (QS Ali Imran [03]: 128)


Dari lima fakta yang dipaparkan dalam al-Qur’an di atas, tentu saja secara awam dapat dipahami jika Rasulullah ternyata pernah melakukan sejumlah ‘kesalahan’. Dengan demikian di sini jelas terjadi kontradiksi antara sifat maksum yang harus ada pada setiap Rasul dan ‘kesalahan-kesalahan’ yang telah dipaparkan di atas. Lalu bagaimana kita memahami dan menaggapi kenyataan ini?

Rasulullah juga manusia, jadi tidak bisa terlepas dari sifat-sifat yang manusiawi (al-A‘râdhul-Basyariyah). Beliau makan, minum, tidur, sakit, gembira, susah dan lain sebagainya. Sebagai manusia, beliau juga bisa ‘lupa’ dan ‘salah’. Kejadian-kejadian di atas merupakan refleksi dari al-a‘râdhul-basyariyah beliau. Namun kemudian timbul pertanyaan: apakah hal tersebut tidak bertolak belakang dengan sifat maksum yang dimiliki oleh Nabi Muhammad? Jawabannya tentu “sama sekali tidak”. Bahkan sebaliknya, hal tersebut justru semakin mengukuhkan sifat kemaksuman beliau.

Kalau kita cermati kejadian-kejadian di atas secara spesifik, maka akan kita dapati bahwa setiap kali Rasulullah melakukan ‘kesalahan’, pasti Allah akan menegurnya. Hal tersebut sama sekali tidak merusak konsep maksum yang melekat pada beliau, namun justru semakin menguatkan pemahaman bahwa setiap apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad pasti benar dan terbebas dari setiap bentuk kesalahan. Sebab setiap kali beliau melakukan ‘kesalahan’ pasti akan ada teguran langsung dari Allah, sehingga beliau akan segera meralat ‘langkah salah’ tersebut.

Dari fakta-fakta empiris di atas dapat diambil kesimpulan bahwa konsep maksum yang ada pada diri para Rasul bukan berarti mereka tidak pernah salah. Akan tetapi ketika mereka melakukan kesalahan, maka akan datang teguran dan peringatan langsung dari Allah dan mereka akan segera memperbaiki kesalahan tersebut. Sebuah rumah dikatakah bersih, bukan berarti rumah tersebut tidak pernah kotor. Tapi ketika ada kotoran maka segera dibersihkan.

Hal yang perlu dicatat di sini adalah bahwa dibalik ‘kesalahan-kesalahan’ yang diperbuat para Rasul terdapat banyak hikmah. Di antaranya, kesalahan tersebut merupakan bagian dari proses Tasryî‘ul-Ahkâm (pemberlakuan suatu hukum) dan dalam rangka memberi contoh berijtihad.

Juga perlu diingat, standard kesalahan pada diri para Rasul tidak sama dengan standard manusia pada umumnya. Suatu perbuatan yang dianggap wajar jika dilakukan manusia biasa, bisa jadi perbuatan tersebut salah jika dinisbatkan kepada para Rasul. Sebagai contoh peristiwa dalam perang uhud. Tentu sangat manusiawi jika seseorang emosi ketika mengalami hal sebagaimana dialami oleh Rasul tadi. Tapi karena yang melakukannya adalah seorang Nabi, maka hal tersebut dianggap suatu kesalahan. “Sesungguhnya dalam diri Rasulullah terdapat teladan yang baik bagimu.” (QS Al-Ahzab [33]: 21)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kepastian Hari Qiyamat

Beriman kepada hari qiyamat merupakan unsur pokok keimanan dalam Islam. Tanpa beriman kepada hari qiyamat, iman seseorang tidak akan diterima. Sebagaimana tidak diterima apabila tidak beriman kepada Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan qadha qadar dariNya.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian (qiyamat), maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya." (An-Nisaa':136).


Kepastian adanya Hari Qiyamat Allah menegaskan dalam firman-firman-Nya, diantaranya:

"Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-sekali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (At-Taghabun/ 64:7).

Allah berfirman: "Serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (qiyamat) tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka." (As-Syura/ 42:7)

"Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami." (An-Naml/ 27:82).

"Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari qiyamat), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir." (Al-Anbiyaa': 96-97).

"Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah qiyamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan malaikat menjunjung 'Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.
Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah). Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: Ambillah, bacalah kitabmu (ini). Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab (perhitungan) terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan): Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu. Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: Wahai alangkah baiknya sekiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaan dariku. (Allah berfirman): Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin." (Al-Haaqqah/ 69:13-34).




Tanda-Tanda Qiyamat

Adapun tanda-tanda qiyamat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan dengan beberapa haditsnya. Diantaranya:


"Sesungguhnya qiyamat itu tidak akan terjadi sebelum adanya sepuluh tanda-tanda qiyamat, yaitu tenggelam di Timur, tenggelam di Barat, tenggelam di Jazirah Arab, adanya asap, datangnya Dajjal, Dabbah (binatang melata yang besar), Ya'juj dan Ma'juj, terbit matahari dari sebelah barat, keluar api dari ujung Aden yang menggiring manusia, dan turunnya Nabi Isa." (Hadits Riwayat Muslim).

"Dajjal datang kepada umatku dan hidup selama 40 tahun, lalu Allah mengutus Isa bin Maryam, kemudian ia mencari Dajjal dan membinasakannya. Kemudian selama 70 tahun manusia hidup aman dan damai, tak ada permusuhan antara siapapun. Sesudah itu Allah meniupkan angin yang dingin dari arah negeri Syam (kini Suriah, pen). Maka setiap orang yang dalam hatinya masih ada kebajikan meskipun sebesar atom, pasti menemui ajalnya. Bahkan jika seandainya seseorang dari kamu masuk ke dalam gunung, pasti angin itu mengejarnya dan mematikannya. Maka sisanya tinggal orang-orang jahat seperti binatang buas (fii khiffatit thoiri wa ahlaamis sibaa'), mereka tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran. Dan syetan menjelma pada mereka (manusia) lalu berkata: Maukah kamu mengabulkan? Manusia berkata: Apa yang akan kamu perintahkan kepada kami? Syetan lalu memerintahkan kepada mereka agar menyembah berhala, sedang mereka hidup dalam kesenangan. Kemudian ditiuplah sangkakala. Tapi seorangpun tak akan mendengarnya kecuali orang yang tajam pendengarannya. Dan orang yang pertama kali mendengarnya yaitu seorang laki-laki yang mengurusi untanya. Nabi bersabda: Maka matilah semua manusia. Kemudian turunlah hujan seperti hujan gerimis. Maka keluarlah dari situ jasad manusia (dari kubur-kuburnya). Kemudian ditiup lagi sangkakala, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu. Lalu dikatakan kepada mereka: Wahai manusia, marilah menghadap kepada Tuhanmu dan merekapun berada di Mahsyar karena mereka akan diminta tanggung jawabnya. Kemudian dikatakan kepada mereka, pergilah kamu karena neraka telah dinyalakan, lalu dikatakan lagi: Dari berapakah? Lalu dikatakan lagi: Dari setiap seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang. Begitulah keadaannya pada hari anak dijadikan beruban dan pada hari betis disingkap (hari Qiyamat yang menggambarkan orang sangat ketakutan yang hendak lari karena huru-hara Qiyamat)." (Hadits Riwayat Muslim).

Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika berkhutbah:
"Wahai manusia, bahwasanya kamu nanti akan dihimpun Allah dalam keadaan telanjang kaki, telanjang bulat, dalam keadaan kulup (tidak dikhitan). Ingatlah bahwa orang yang mula-mula diberi pakaian adalah Ibrahim AS. Ingatlah bahwa nanti ada di antara umatku yang didudukkan di sebelah kiri. Ketika itu aku berkata: Ya Tuhan, (mereka itu adalah) sahabatku. Lalu Tuhan berkata: Engkau tidak tahu apa yang mereka perbuat sesudah kamu (wafat)."(HR Muslim).


Pertanggung Jawaban
Mengenai pertanggungan jawab perbuatan, Nabi bersabda:


"Pada hari Qiyamat, setiap hamba tak akan melangkah sebelum ditanya empat hal, yaitu tentang umur untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan, hartanya dari mana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan, dan (kesehatan) badannya untuk apa ia pergunakan."

Dari Aisyah: "Bahwa ia teringat Neraka lalu menangis, maka Rasulullah bertanya: Apa yang menyebabkan engkau menangis? Aisyah menjawab: Aku teringat pada Neraka, hingga aku menangis. Apakah pada hari Qiyamat kamu akan ingat pada keluargamu? Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: Adapun di tiga tempat, orang tidak teringat pada yang lainnya, yaitu ketika ditimbang amalnya sebelum dia mengetahui berat ringannya amal kebaikannya. Ketika buku catatan amalnya beterbangan sebelum dia mengetahui di mana hinggapnya buku itu, di sebelah kanan, kiri, atau di belakangnya. Dan ketika meniti titian/jembatan (shirath) yang terbentang di punggung neraka Jahannam sebelum dia melaluinya." (Hr Abu Daud, hadits hasan).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

12 Barisan di Akhirat

Suatu ketika, Muadz bin Jabal ra menghadap Rasulullah saw dan bertanya: "Wahai Rasulullah, tolong uraikan kepadaku mengenai firman Allah SWT:
"Pada saat sangkakala ditiup, maka kamu sekalian datang berbaris-baris." (QS An-Naba':18)

Mendengar pertanyaan itu, baginda menangis dan basah pakaian dengan air mata. Lalu menjawab: "Wahai Muadz, engkau telah bertanya kepadaku, perkara yang amat besar, bahwa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris."

Maka dinyatakan apakah 12 barisan tersebut.....


Barisan Pertama
Digiring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang-orang yang sewaktu hidupnya menyakiti hati tetangganya, maka demikianlah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."


Barisan Kedua
Digiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang yang sewaktu hidupnya meringan-ringankan sholat,maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."


Barisan Ketiga
Mereka berbentuk keledai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking. "Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."


Barisan Keempat
Digiring dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancuran keluar dari mulut mereka. "Mereka itu adalah orang yang berdusta di dalam jual beli, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."


Barisan Kelima
Digiring dari kubur dengan bau busuk dari bangkai. Ketika itu Allah SWT menurunkan angin sehingga bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar. "Mereka itu adalah orang yang menyembunyikan perlakuan durhaka takut diketahui oleh manusia tetapi tidak pula merasa takut kepada Allah SWT, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."


Barisan Keenam
Digiring dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan. "Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."


Barisan Ketujuh
Digiring dari kubur tanpa mempunyai lidah tetapi dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah. "Mereka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."


Barisan Kedelapan
Digiring dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas. "Mereka adalah orang yang berbuat zina, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."


Barisan Kesembilan
Digiring dari kubur dengan berwajah hitam gelap dan bermata biru sementara dalam diri mereka penuh dengan api gemuruh. "Mereka itu adalah orang yang makan harta anak yatim dengan cara yang tidak sebenarnya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."


Barisan Kesepuluh
Digiring dari kubur mereka dalam keadaan tubuh mereka penuh dengan penyakit sopak dan kusta. "Mereka adalah orang yang durhaka kepada orang tuanya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."


Barisan Kesebelas
Digiring dari kubur mereka dengan berkeadaan buta mata-kepala, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut mereka dan keluar beraneka kotoran. "Mereka adalah orang yang minum arak, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."


Barisan Kedua Belas
Mereka digiring dari kubur dengan wajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirat seperti kilat. Maka, datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih memaklumkan: "Mereka adalah orang yang beramal saleh dan banyak berbuat baik. Mereka menjauhi perbuatan durhaka, mereka memelihara sholat lima waktu,ketika meninggal dunia keadaan mereka sudah bertaubat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah syurga, mendapat ampunan, kasih sayang dan keredhaan Allah Yang Maha Pengasih..."


Semoga kita semua di saf yang Ke-12 yang mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin...


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

6 Kunci Pembuka Rejeki

6 kunci-kunci rizki yang dikhabarkan kepada kita oleh Allah dan Rasul-Nya:


1. Istighfar dan Taubat
Nabi Nuh berkata kepada kaumnya : "Maka aku katakan kepada mereka, mohon ampunlah kepada Rabb-mu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) sungai-sungai". (QS Nuh : 10-12)


2. Taqwa

Allah berfirman: "Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya". (QS. Ath-Thalaq : 2-3)


3. Bertawakkal (Berserah Diri)
Rasulullah bersabda:
"Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi dengan perut lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang".



4. Beribadah Sepenuhnya Hanya Pada Allah
Rasulullah bersabda: "Wahai anak Adam, beribadahlah sepenuhnya kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. (Dan) jika kalian tidak melakukannya, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu".

Rasulullah bersabda: "Kerjakanlah haji dengan umrah atau sebaliknya. Karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan dosa sebagaimana api dapat menghilangkan kotoran (karat) besi."


5. Silaturrahim
Rasulullah bersabda: "Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturrahim" (Hr. Bukhari)


6. Berinfak Dijalan Allah
Allah berfirman: "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya. Dialah sebaik-baiknya Pemberi rizki". (QS. Saba : 39)


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Keutamaan Membaca AL-Quran

Para fuqoha telah bersepakat bahwa membaca Al Qur’an lebih utama daripada dzikir-dzikir maupun wirid-wirid lain yang dikhususkan pada suatu masa atau tempat tertentu, sebagaimana ditunjukkan oleh al qur’an maupun sunnah.
Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al Isra : 9)

“Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al Isra : 82)

“Kalau sekiranya kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” (QS. Al Hasyr : 21)


Adapun diantara dalil-dalil dari hadits-hadits Rasulullah SAW :

Sabda Rasulullah saw, “Orang yang mahir dalam Al Qur’an bersama duta-duta mulia lagi suci. Dan siapa yang membaca Al Qur’an dengan terbata-bata dan mengalami kesulitan maka baginya dua pahala.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Sabda Rasulullah SAW, “Orang yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan setara dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf akan tetapi alih satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)

Sabda Rasulullah SAW, “Dikatakan kepada para pembawa al Qur’an : baca dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau telah mentartilkannya di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca.” (HR. Ahmad)


Namun para ulama berbeda pandapat tentang perbedaan keutamaan diantara ayat-ayat Al Qur’an,
Jumhur ulama berpendapat bahwa sebagian surat dan ayat didalam Al Qur’an lebih utama dari sebagian yang lain berdasarkan nash-nash yang ada, diantaranya sabda Rasulullah SAW, ”Tidakkah kamu melihat ayat-ayat yang diturunkan pada waktu malam hari dan tidak satupun seperti ayat-ayat itu? Qul A’udzu birobbil falaq dan Qul A’udzu birobbin naas.” (HR. Muslim)

Rasullah SAW, ”Sesungguhnya satu surat didalam Al Qur’an yang terdapat didalamnya 30 ayat dapat memberikan syafaat bagi seseorang sehingga dia diampuni (dosa-dosanya), yaitu surat Tabarokalladzi biyadihil mulk’ (Al Mulk).” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Sementara Malik, Abul Hasan al Asy’ariy, Ibnu Hibban, Yahya bin Yahya dan al Qodhi Abu Bakar al Baqilani berpendapat bahwa tidak ada didalam Al Qur’an satu (ayat atau surat) yang lebih utama dari yang lainnya karena seluruhnya adalah perkataan Allah swt lalu bagaimana sebagiannya lebih utama dari sebagian yang lainnya? Bagaimana bisa sebagiannya lebih mulia dari sebagian lainnya? Dan agar tidak membuat bingung adanya yang dilebihkan berarti mengurangi kelebihan yang lainnya, untuk itu Imam Malik memakruhkan mengulang-ulang bacaan suatu surat sementara tidak pada surat yang lainnya. (al Mausu’ah al Fiqhiyah juz II hal 11634)

Banyak sekali kitab-kitab yang mengulas tentang keutamaan membaca Al Qur’an ini dikarenakan banyaknya dalil-dalil yang menunjukkan hal tersebut baik dalil-dalil yang bersumber dari Kitabullah maupun hadits-hadits Nabi saw.

Diantara keutamaan-keutamaan lainnya yang disebutkan oleh asy Syeikh al Imam Abul Fadhl Abdurrahman bin Ahmad bin al Hasan ar Roziy al Muqri’ didalam kitabnya “Fadho’ilul Qur’an” adalah :

  • KEUTAMAAN AL QUR'AN YANG LAIN:
Sabda Rasulullah saw, ”Keutamaan firman Allah azza wa jalla dibandingkan seluruh perkataan bagaikan keutamaan Allah dengan selain-Nya (makhluk-Nya.”) (HR. Ad Darimi)

  • Al Qur’an Lebih dicintai Allah SWT Daripada Langit dan Bumi
Sabda Rasulullah SAW, ”Al Qur’an lebih dicintai Allah daripada langit dan bumi serta yang ada didalamnya.” (HR. Ad Darimi)

  • Al Qur’an Adalah Cahaya Ditengah Kegelapan
Sabda Rasulullah SAW,”Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah dan Al Qur’an sesungguhnya ia adalah cahaya kegelapan, petunjuk di siang hari maka bacalah dengan sungguh-sungguh.” (HR. Baihaqi)

  • Ahlul Qur’an adalah Keluarga Allah SWT
Sabda Rasulullah saw, ”Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.’ Beliau saw ditanya,’Siapa mereka wahai Rasulullah.’ Beliau saw menjawab,’mereka adalah Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

  • Mereka Adalah Sebaik-Baik Umat.
Sabda Rasulullah saw, ”Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori, Abu Daud dan tirmidzi)

  • Mereka diberikan Apa-Apa Yang Diberikan Kepada Para Nabi Kecuali Wahyu
“Pada hari kiamat didatangkan para pembawa Al Qur’an lalu Allah azza jalla berkata, ’kalianlah wadah perkaan-Ku (Al Qur’an) maka aku berikan kepada kalian apa-apa yang Aku berikan kepada para nabi kecuali wahyu.” …… (Fadhoilul Qur’an hal 9 – 11)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS